Minggu, 11 September 2016

Jogjakardaaaaahhhh

Mahasiswa ??

Satu kata yang ... sulit diungkapkan, tapi memang harus dicari apa maknanya.
Di semester 1, para kakak pembina OPAK mengartikannya dengan penyalur lidah rakyat, agen of change .. kedua istilah itu membuat aku bertanya. "apa maksudnya yaa?" tapi seiring alur yang aku ikuti akupun paham apa sebenarnya penyalur lidah rakyat, dan agen of change .. 
Menjadi mahasiswa itu tak seindah yang aku pikirkan ketika aku masih duduk di bangku pesantren. Aku membayangkan kalo kuliah itu memang semau diri sendiri, jadi dengan sering bolos pun akan tetap bisa ikut kuliah di semester depan dan kemudian wisuda, tapi setelah aku tahu ternyata tidak seperti itu. Kalo jarang masuk kuliah ya tidak bisa ikut ujian, dan tidak akan lulus di mata kuliah tersebut. Rasanya hidup ini memang hanya aku dan Tuhan saja yang tahu, karena belum tentu jadwal kuliah kita itu sama seperti teman bersama ketika masuk satu kelas dulu. Jadi jangan harap dengan kalian santai dan tidak bisa mengatur waktu serta kepedulian terhadap kuliah, kamu tidak akan lulus dengan target awal kalian.
Di semester 1, aku sekelas dengan 40 karakter teman yang berbeda-beda. Berbeda-beda dalam segala hal, mulai dari daerah, warna kulit, bahasa, kebiasaan, suku, dan adat. Tapi itu semua tidak membuat aku dan teman-teman enggan untuk saling berkenalan. Aku di kelas sebagai satu-satunya keturunan Batak, tinggal di Bogor, Jawa Barat, itu membuat mereka aneh. Karena memang mulai lulus SD aku tidak pernah lagi benar-benar tinggal di rumah, karena sekolah SMP ku dulu pesantren di Sukabumi, dan aku pulang hanya ketika liburan panjang saja, selebihnya aku di pesantren. Dan itu aku jalani selama 7 tahun, tapi di tahun terakhir aku bukan lagi sebagai santri melainkan sebagai guru di sekolah itu atau biasa disebut ustadzah. Bukan waktu yang sebentar memang, tapi ketika kelulusan itu tiba aku dan teman-teman di pesantren merasakan sedih yang mendalam seakan tak ada lagi keluarga, tak ada lagi sahabat, karena memang pengganti dari keluarga itu ya teman-teman yang 24 jam bersama-sama. Di luar sana aku belum tentu akan merasakan hal yang sama seeperti di pesantren, yang ada hanya kenangan dan rasa rindu yang mendalam. Baiklah kita kembali ke kampus. 
Kampus ku di kampus Islam di daerah Yogyakarta. Aku memilih Jogja karena, banyak kakak kelas ku, dan kedua penilaian Jogja di mata teman-teman dan guruku sebagai kota yang baik ditempati untuk belajar, makanya aku coba untuk mendaftar dan alhamdulillah aku lulus. Jurusan ku di KPI (Komunikasi Penyiaran Islam). Kenapa KPI ? soalnya aku mau jadi penulis, dulu jawaban itu yang terus aku andalkan ketika pertanyaan kenapa tiba di telingaku. Tapi setelah alur yang aku ikuti, banyak ilmu yang bisa terus ddikembangkan untuk mewujudkan cita-cita lainnya. 
Dulu, ketika aku membaca salah satu novel yang menceritakan tentang radio aku pun begitu penasaran, sebenarnya bagaimana cara kerja radio, dan bagaimana kantornya, kalo mau main ke sana dan ingin lihat-lihat apa boleh? tetapi ketika aku di KPI itu simple aja, aku bahkan mengikuti UKM penyiaran radio di kampus. Itu salah satu cita-cita ku kenapa ingin masuk UKM penyiaran radio.